Institusi Pendidikan Harus Menjadi Tempat Integrasi

Institusi Pendidikan Harus Menjadi Tempat Integrasi

Melalui sambutannya dalam konferensi “Initiatives in Refugee and Migrant Education” di Universitas Gregorian, Paus Fransiskus menyoroti konferensi tersebut sebagai momen refleksi terencana yang didasarkan pada “kebutuhan saudara-saudari migran kita, dengan perhatian khusus kepada anak-anak dan kaum muda,” yang telah menyatakan keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikan mereka meskipun terusir dari tanah kelahirannya.

Paus kemudian menekankan pentingnya kontribusi para peserta dalam tiga bidang yang berkaitan dengan kompetensi mereka yaitu riset, pengajaran, dan promosi sosial.

Riset

Paus Fransiskus menekankan perlunya studi lebih lanjut tentang apa yang disebut “hak untuk tidak beremigrasi”, menekankan bahwa penting untuk merenungkan penyebab gerakan migrasi dan tentang bentuk-bentuk kekerasan yang menyebabkan orang berpindah ke negara lain, termasuk konflik yang melanda banyak wilayah di dunia.

Paus juga menunjuk pada jenis kekerasan lain yaitu eksploitasi terhadap “our common home” (bumi) dengan menekankan bahwa bumi telah dihancurkan oleh polusi dan eksploitasi sumber daya yang berlebihan.

Bapa Suci meminta para akademisi, khususnya akademisi Katolik untuk berperan dalam memberikan jawaban atas tantangan ekologis karena mereka dapat membimbing dan menginformasikan keputusan dari para pemimpin dalam merawat “our common home” (bumi).

Pengajaran

Paus mengakui komitmen untuk membangun program pendidikan yang bermanfaat bagi para pengungsi. Dia mencatat bahwa banyak yang telah dicapai, namun masih banyak yang harus dilakukan.

Sambil menekankan bahwa prioritas harus diberikan kepada mereka yang paling tidak beruntung, Paus mengusulkan agar lembaga-lembaga dapat menawarkan kursus yang menjawab kebutuhan para pengungsi, seperti menyelenggarakan program pembelajaran jarak jauh dan memberikan beasiswa untuk mengizinkan perpindahan tempat tinggal mereka. Paus Fransiskus, lebih lanjut menyarankan bahwa universitas, sambil memanfaatkan dukungan jaringan internasional bagi lembaga akademis, dapat memfasilitasi pengakuan derajat dan kualifikasi profesional migran dan pengungsi, baik untuk kebaikan para migran dan masyarakat yang menerima mereka.

“Sekolah dan universitas adalah lingkungan istimewa yang tidak hanya sebagai tempat pengajaran tetapi juga untuk perjumpaan dan integrasi,” kata Paus Fransiskus.

“Kita dapat tumbuh dalam kemanusiaan kita bersama dan membangun rasa kebersamaan yang semakin besar. Keterbukaan satu sama lain menciptakan ruang pertukaran yang bermanfaat antara visi dan tradisi yang berbeda dan membuka pikiran terhadap cakrawala baru.”

Paus juga menyerukan pelatihan profesional yang spesifik untuk staf dan guru yang bekerja dengan para migran dan pengungsi dengan menekankan bahwa kesempatan untuk pertemuan yang bermakna harus dipromosikan, “sehingga para guru dan siswa dapat memiliki kesempatan untuk mendengar kisah para migran, pengungsi, orang terlantar, atau korban perdagangan orang.”

“Lembaga pendidikan tinggi Katolik dipanggil untuk mendidik siswa mereka sendiri yang akan menjadi pemimpin masa depan, pengusaha, dan pemimpin budaya agar memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang fenomena migrasi dalam perspektif keadilan, tanggung jawab global, dan persekutuan dalam keragaman,” ucap Paus Fransiskus.

Promosi sosial

Di bidang promosi sosial, Paus menjunjung tinggi universitas sebagai institusi yang berinteraksi dengan konteks sosial di mana mereka beroperasi dan dapat membantu dalam mengidentifikasi dasar untuk pembangunan masyarakat antarbudaya di mana “perbedaan etnis, bahasa, dan agama dipandang sebagai sumber keragaman dan bukan merupakan halangan untuk masa depan bersama.” Universitas juga menyediakan tempat istimewa untuk mendorong kaum muda untuk terlibat dalam kesukarelaan kepada para pengungsi, pencari suaka, dan migran rentan untuk dideportasi secara paksa.

Mengingat seruannya pada Hari Migran dan Pengungsi Sedunia untuk bekerjasama dengan para migran guna membangun masa depan yang lebih baik, Paus menekankan bahwa sejarah mengajarkan kepada kita bahwa kontribusi para migran dan pengungsi telah menjadi dasar bagi pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat kita bahkan sampai hari ini.

Paus Fransiskus dengan tegas mengatakan bahwa “pekerjaan mereka, masa muda mereka, antusiasme mereka, dan kesediaan mereka untuk berkorban memperkaya komunitas yang menerima mereka” dan kontribusi ini dapat menjadi lebih besar jika dioptimalkan dan didukung oleh program dan inisiatif yang dikembangkan dengan hati-hati. 

Terima, Lindungi, Promosikan, dan Integrasikan 

Mengakhiri pidatonya, Paus membekali para peserta konferensi dengan empat kata yang merangkum ajaran Gereja tentang migran dan pengungsi: terima, lindungi, promosikan, dan integrasikan untuk memimpin langkah mereka dalam melaksanakan pekerjaannya dalam bidang riset, pengajaran dan promosi sosial.

Beliau mengatakan bahwa “setiap lembaga pendidikan dipanggil untuk menjadi tempat penerimaan, perlindungan, promosi, dan integrasi untuk semua orang tanpa terkecuali.”

Akhirnya, dengan permintaan doa untuk dirinya sendiri, Paus Fransiskus memberkati para peserta dan mendorong mereka untuk bertekun dalam upaya mereka.

 

Diterjemahkan dari: https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2022-09/pope-gregorian-university-conference-migrants-refugees.html  

Originally written by By Benedict Mayaki, SJ (29/9/2022)

Institut Teologi milik Keuskupan Surabaya yang berpegang pada Ajaran Gereja Katolik untuk memberikan pendidikan Teologi kepada para calon imam, awam dan religius. Sebagai Institut Teologi, Imavi bergerak pada pengembangan Pastoral, Katekese dan Liturgi