Menyalakan Kembali Karunia Tuhan yang ada di Dalammu

Menyalakan Kembali Karunia Tuhan yang ada di Dalammu

Konferensi Internasional yang akan diadakan di Roma pada awal Februari ini membawa tema yang menginspirasi: "Menyalakan Kembali Karunia Tuhan yang Ada di Dalammu." Acara ini bertujuan untuk mempelajari cara pembentukan imam dalam pelayanan dan akan dihadiri oleh sekitar seribu peserta dari seluruh dunia.

Salah satu fokus utama konferensi ini adalah menggali kembali dan memperkuat karunia-karunia rohaniah yang dimiliki oleh setiap individu. Dengan demikian, konferensi ini berusaha membawa pemahaman lebih dalam tentang panggilan imamat dan peran penting yang dimainkan oleh para imam dalam Gereja Katolik.

Makna Menyalakan Kembali:

Menyalakan kembali" mencerminkan usaha untuk membangkitkan kembali atau menghidupkan kembali sesuatu yang mungkin pernah redup atau kurang diperhatikan. Dalam konteks ini, hal tersebut mengacu pada upaya untuk mengaktifkan kembali potensi dan karunia spiritual yang ada di dalam diri setiap orang.

Karunia Tuhan:

Karunia Tuhan" merujuk kepada anugerah atau bakat khusus yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap individu. Dalam konteks konferensi ini, fokusnya adalah pada karunia-karunia rohaniah, seperti panggilan imamat, kasih sayang, pengabdian, dan kebajikan lainnya yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang.

Di Dalammu:

Frasa "di dalammu" menunjukkan bahwa karunia-karunia ini tidak hanya bersifat eksternal atau terlihat oleh orang lain, tetapi juga mendalam dan melekat dalam hati nurani dan jiwa individu. Konferensi ingin mengajak setiap peserta untuk menjelajahi dan memahami lebih dalam tentang karunia-karunia ini yang ada di dalam diri mereka sendiri.

Tujuan Konferensi:

Konferensi ini bertujuan untuk mempelajari cara pembentukan imam dalam pelayanan, dengan fokus pada pengembangan karunia-karunia rohaniah. Pendekatan sinodal dan partisipatif dipilih untuk menciptakan pengalaman yang lebih mendalam dan terlibat bagi peserta, sehingga mereka dapat merasakan kembali karunia-karunia Tuhan yang ada dalam diri mereka.

Metodologi Konferensi:

Metodologi konferensi mencakup presentasi singkat, sesi berbagi praktik baik, dan diskusi dalam kelompok bahasa kecil. Dengan demikian, diharapkan tercipta lingkungan workshop yang memungkinkan partisipasi aktif dan pertukaran pengalaman antar peserta.

Basis Dokumen:

Konferensi menggunakan "Ratio Fundamentalis Institutionis Sacerdotalis" sebagai landasan diskusi. Dokumen ini memberikan panduan tentang pembentukan imam dan memegang peran kunci dalam refleksi tentang panggilan imamat dan pemberian karunia oleh Tuhan.

Dengan demikian, tema konferensi mencerminkan dorongan untuk menjalani proses pembentukan imam yang lebih mendalam dan berkelanjutan, sambil menghargai dan mengaktifkan kembali karunia-karunia rohaniah yang menjadi bagian dari panggilan setiap individu.

Institut Teologi milik Keuskupan Surabaya yang berpegang pada Ajaran Gereja Katolik untuk memberikan pendidikan Teologi kepada para calon imam, awam dan religius. Sebagai Institut Teologi, Imavi bergerak pada pengembangan Pastoral, Katekese dan Liturgi