PENAMPAKAN TUHAN SEBAGAI TERANG IMAN

 __Sebuah Pengantar__ Sukacita menyambut kelahiran Tuhan menggema di seluruh dunia. Harapan dan doa terpanjatkan di setiap manusia atas kelahiran Juru Selamat Yesus Kristus. Banyak yang beranggapan bahwa perayaan datangnya Tuhan di dunia hanya berhenti pada tanggal 25 Desember. Hal ini sangat disayangkan jika sebagian besar umat Katolik tidak mengetahui perayaan yang sangat bermakna seperti ini. Perayaan yang bermakna ini sering disebut sebagai penampakan Tuhan (Epifani). Penampakan Tuhan (Epifani) merupakan hari di mana Kristus menampakan diri-Nya sebagai Tuhan di hadapan ketiga majus yang telah mencari keberadaan Yesus dengan mengikuti arah bintang. Perayaan Epifani bagi Gereja Kristen dirayakan bertepatan dengan Natal, namun berbeda dengan Gereja Katolik Roma diperingati setiap tanggal 6 Januari. Banyak umat Katolik tidak mengetahui sejumlah perayaan yang bermakna ini. Maka, bisa jadi kata dan makna Epifani menjadi sesuatu yang baru bagi umat. Perayaan Epifani menggambarkan suatu bentuk kesederhanaan dan kesetiaan dalam mengikuti Kristus. Makna terang menghantarkan umat manusia yang sedang berjalan menuju Yesus yang kekal dan abadi. Sebagai pengikut Kristus, hendaknya umat dapat menjadi terang atas kegelapan, apalagi dengan kondisi pandemi Covid-19 untuk menemukan terang di antara rasa kecemasan, ketakutan, kesedihan, kemalangan dan kesusahan. Demikian, artikel ini ditulis agar umat Katolik dapat mengetahui kata dan makna peringatann Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani) sebagai terang iman. __Arti dan Makna Epifani__ Epifani berasal dari bahasa Yunani; Ephiphaneia, berarti penampakan yang nyata. Dalam Perjanjian Lama, kata Epifani digunakan untuk melambangkan pernyataan diri Allah (2 Mak 15:27) seperti dalam peristiwa Musa berbicara dengan Allah, yang berupa semak belukar yang terbakar (Kel 3:23-22;4:1-17). Sedangkan dalam Perjanjian Baru, dipakai merujuk kelahiran Kristus, penampakan-Nya sesudah bangkit dari antara orang mati dan kedatangan-Nya yang kedua (2 Tim 1:10). Oleh karena itu, Epifani selalu menggambarkan penampakan Allah kepada manusia di muka bumi. Melalui Hari Raya Penampakan Tuhan, Gereja hendak merayakan penampakan martabat ilahi Yesus sebagai Putera Allah dan Penebus dunia (Pdf., KGK art. 528, hlm. 84). Tuhan menampakkan diri-Nya sebagai terang atas kegelapan. Sebagai umat beriman tentunya dapat memaknai penampakan Tuhan melalui perjalanan para Majus dari Timur untuk menemukan cahaya keabadian melalui iman. Orang-orang Majus dari Timur bukanlah orang-orang Yahudi, tetapi menerima pewahyuan Kabar Gembira tentang kelahiran raja orang Yahudi dan Penebus dunia melalui tuntunan bintang Timur (Mat 2:2). Dalam perjalanan yang dilakukan para Majus untuk menemukan kehadiran Tuhan tentu tidaklah mudah. Mereka mengikuti arah bintang sebagai petunjuk untuk menemukan Tuhan yang tentunya tidak semua orang bisa melihat tanda tersebut. Atas kerahiman Allah, mereka menyaksikan penampakan Mesias yang telah datang ke dunia yang kita kenal sebagai Juruselamat Tuhan kita (Mat 2:2-6). Paus Leo Agung I menjelaskan bahwa setelah merayakan di mana keperawanan yang tak bernoda melahirkan Juru selamat umat manusia, pesta Epifani yang terhormat, yang terkasih, memberi kita kegembiraan yang berkelanjutan, agar kekuatan kegembiraan kita dan semangat iman kita mungkin tidak tumbuh dingin. Karena ini menyangkut keselamatan semua manusia, bahwa masa kecil Perantara antara Tuhan dan manusia sudah terwujud ke seluruh dunia, sementara Dia masih ditahan di kota kecil. Karena meskipun Dia telah memilih bangsa Israel, dan satu keluarga dari bangsa itu - yang darinya Dia mengambil hakikat seluruh umat manusia - namun Dia tidak mau bahwa hari-hari awal kelahiran-Nya harus disembunyikan di dalam batas sempit rumah ibu-Nya: tetapi ingin segera dikenali oleh semua, karena Dia berkenan dilahirkan untuk semua. Oleh karena itu, bagi tiga orang bijak, yakni para Majus muncul sebuah bintang kemegahan baru di wilayah Timur, yang lebih terang dari bintang-bintang lain, dapat dengan mudah menarik mata dan pikiran orang-orang yang melihatnya, karena itu Dia yang memberi tanda, memberikan pemahaman kepada yang melihatnya, dan menyebabkan penyelidikan dibuat tentang itu, yang karenanya Dia telah menyebabkan pemahaman, dan setelah penyelidikan dilakukan, menawarkan diri-Nya untuk ditemukan (Pope Leo the Great, Sermon 31, I). Seusai perjumpaan dengan Tuhan, para Majus memberikan persembahan sebagai simbol dalam diri Kristus, yaitu berupa (1) Emas, melambangkan bahwa kepribadian Yesus sangat berharga yakni sebagai Sang Raja, (2) Kemenyan melambangkan kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dunia sebagai Imam Agung bagi manusia untuk menuju kemuliaan Allah Bapa yang ada di surga, (3) Mur melambangkan misteri sengsara dan wafatnya Yesus Kristus (Suara Borsak Mangatasi Nababan dalam https://nababan.wordpress.com/2012/12/16/orang-majus-membawa-emas-kemenyan-dan-mur/, “Orang Majus Membawa Emas, Kemenyan dan Mur”, diunduh pada tanggal 28 Desember 2020, pukul 17:15 WIB). Penampakan kemuliaan Tuhan tidak hanya ditampakan kepada golongan tertentu melainkan semua dapat menyaksikan melalui para majus yang telah mewartakan kelahiran Yesus Kristus. __Refleksi Atas Epifani__ Yesus telah datang ke dunia dengan membawa terang bagi umat manusia dan menampakkan diri-Nya sebagai Mesias Yang Agung penuh kasih. Penampakan Tuhan harus dimaknai dengan segenap keimanan. Artinya, perlu merefleksikan dalam diri atas perjalanan para Majus dalam menemukan terang Allah dengan penuh keimanan, yaitu tidak perlu takut untuk mengimani dan mengikuti Tuhan Yesus di setiap perkembangan zaman, baik dalam situasi ancaman, penindasan, keterpurukan, kesulitan dan lainnya, sebab Tuhan telah menampakan diri-Nya untuk menyelamatkan umat manusia dari kegelapan. Dalam situasi tersebut sebagai umat beriman harus percaya dan yakin bahwa terang Tuhan berserta kita. Untuk menemukan terang, hendaknya selalu berdoa dengan penuh keimanan, sebab melalui doa, kita memiliki kerendahan hati untuk menemukan Tuhan, seperti halnya para majus yang memiliki kerendahan hati untuk menemukan penampakan dan menyembah-Nya. Janganlah seperti raja Herodes karena kedudukan, jabatan, dan kekuasaan dia telah dibutakan. Dengan kesombongannya, raja Herodes tidak dapat menemukan datangnya terang di tanah Israel itu sendiri. Sangat disayangkan jika hati diselimut oleh kegelapan yang akan menjadi kebinasaan seperti halnya raja Herodes. Sebagai anak Allah tentunya tidak mau seperti raja Herodes, bukan? Maka dari itu hendaknya selalu berdoa, sebab doa sebagai senjata untuk memerangi kegelapan yang tentunya dengan segenap penuh keimanan dan kerendahan hati, sebab sejatinya manusia dilahirkan dalam dunia untuk menyembah dalam peribadatan kepada Tuhan dengan keagungan nama-Nya. Tahun ini Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani) berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Pandemi tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar di berbagai sektor. Tentu kondisi ini membuat sebagian besar manusia di dunia mengalami kesulitan, ketakutan, keterpurukan, ancaman, dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan mereka kehilangan keluarga tercinta, harta, kestabilan, bahkan terganggunya aktivitas peribadatan. Dalam kondisi tersebut, kita dapat meneladani para Majus, mereka tetap berusaha menemukan Tuhan di tengah kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Maka diperlukan kesabaran, ketabahan, kerendahan hati, kepenuhan iman di tengah situasi dan kondisi pandemi ini. Demikian, bagi saya secara personal, Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani) tahun ini meminta umat agar lebih dekat kepada-Nya. Para Majus menjadi teladan untuk semakin mengimani Tuhan Yesus Kristus. Memang tidak mudah untuk mengikuti-Nya, diperlukan pengorbanan untuk menemukan terang. Namun, bukankah hidup Kristen memang untuk berjalan menuju Kristus? Hidup merupakan sebuah perjalanan menuju Kristus yang tentunya tidak dapat mengandalkan diri sendiri dalam prosesnya. Kristus-lah yang memberikan dan mendirikan Gereja untuk menuntun kita melalui Sakramen-Sakramen agar bersatu dalam Dia, Yesus Kristus. Mari tetap bersukacita dalam menyambut perayaan Epifani di tengah pandemi Covid-19 agar kita pun mampu menemukan Sang Terang itu sendiri layaknya para Majus yang mengikuti dan menemukan Sang Terang, Tuhan Yesus Kristus. __Kesimpulan__ Epifani menggambarkan perjalanan orang beriman untuk menemukan Tuhan dalam keserhanaan dan kerendahan hati. Bintang sebagai petunjuk dalam perjalanannya menuju terang keabadian. Para majus dalam menemukan Tuhan diperlukan pengorbanan yang tidak mudah hanya dengan keimanan mereka rela melakukannya hanya untuk menemui dan menyaksikan bahwa bayi yang bernama Imanuel telah lahir membawa terang atas kegelapan. Di ujung pencarian terang itu sudah tampak di hadapannya. Terang bagi semua bangsa umat manusia yang kekal dan abadi. Sudah sepantasnya kita bersyukur karena melalui kisah para Majus, kita bisa belajar bagaimana mencari hingga menemukan Tuhan dengan penuh kerendahan hati. Sekarang, kerendahan hati untuk menemukan Tuhan tetap bisa kita lakukan, salah satunya dengan berdoa. Dengan berdoa, kita akan bertemu dengan Sang Terang itu sendiri, Dialah Tuhan Yesus Kristus! Setiap tanggal 6 Januari, Gereja Katolik memperingati Hari Raya Epifani - Kata Epifani sendiri berasal dari bahasa Yunani "Epiphaneia" yang berarti manifestasi atau penampakan jelas - hari di mana Yesus Kristus menampakkan Diri-Nya sebagai Tuhan di hadapan ketiga majus yang mencari keberadaan-Nya dengan mengikuti arah bintang. __Sumber Pustaka__ Alkitab Deuterokanonika __Referensi Internet__ Pdf., KGK art. 528, hlm. 84. https://www.newadvent.org/fathers/360331.htm, “Leo the Great, Pope (c. 395-461), Sermons 31 art. I”, diunduh pada tanggal 10 Desember 2020, pukul. 15.00 WIB. Fr. Budhi P, Carolus, dalam https://www.parokicikarang.or.id/detailpost/epifani-tuhan-menampakkan-kemuliaan-nya, “Epifani – Tuhan Menampakkan Kemuliaan-Nya”, diunduh pada tanggal 10 Desember 2020, pukul. 16.00 WIB. Suara Borsak Mangatasi Nababan dalam https://nababan.wordpress.com/2012/12/16/orang-majus-membawa-emas-kemenyan-dan-mur/, “Orang Majus Membawa Emas, Kemenyan dan Mur”, diunduh pada tanggal 28 Desember 2020, pukul 17:15 WIB.