Menerima Belas Kasih Tuhan dengan Terbuka

Menerima Belas Kasih Tuhan dengan Terbuka

Mengingat Perumpamaan tentang Anak yang Hilang, Paus Fransiskus mengatakan ketika hati seseorang selaras dengan Tuhan dan melihat pertobatan seseorang atas kesalahannya, maka akan ada sukacita. Semoga kita juga bersukacita dengan menerima belas kasih Tuhan sehingga menjadi terang yang dengannya kita melihat sesama kita.

Sebelum memimpin pendarasan Doa Malaikat Tuhan, Paus Fransiskus menyampaikan renungan mingguannya berkaitan dengan bacaan Injil hari minggu ini yang berbicara tentang Perumpamaan Anak yang Hilang yang menceritakan bagaimana Tuhan "senantiasa mengampuni dengan penuh kasih dan kelembutan." Paus menunjukkan bagaimana kita belajar bahwa Tuhan adalah Bapa yang mengampuni bahkan dengan dosa terburuk kita, menyambut kita kembali dan bersukacita dengan mengadakan pesta untuk kita.

“Kita adalah putra itu, dan amat mengharukan jika mengingat betapa Bapa selalu mencintai kita dan menunggu kita.”

Membuka hati kita

------------------

Paus kemudian mengingat bahwa perumpamaan itu menceritakan bagaimana si anak sulung itu marah ketika ayah mereka menyambut kembali anak yang hilang, yang telah menyia-nyiakan semua yang telah dia jalani dalam kehidupan yang hancur sebelum kembali untuk meminta pengampunan. Sikap si anak sulung juga ada dalam diri kita semua, kata Paus, di mana kita tergoda untuk menjadi marah dengan percaya bahwa hubungan kita hanya tentang tugas dan ketaatan pada perintah, sedangkan kita melupakan belas kasih, belas kasih, dan cinta Tuhan yang tak terbatas sebagai Ayah. Dia menambahkan bahwa kita juga harus melihat risiko mendasarkan hubungan kita dengan Tuhan dengan cara yang menjauhkan kita dari-Nya dengan kekakuan kita.

Bergembiralah dan bergembiralah

===============================

Paus kemudian menceritakan ketika Bapa dalam perumpamaan memohon kepada anak sulung untuk membuka hati dalam menyambut adiknya, ketika Bapa membuka hatinya sendiri dan berkata: “Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." Paus berkata kita juga harus merenungkan sejenak dan melihat apakah kita juga memiliki dua hal yang Bapa butuhkan di dalam hati kita: "untuk bergembira dan bersukacita."

Dekat dengan orang yang bertobat

---------------------------------

“Bergembiralah,” jelas Paus, berarti menunjukkan bahwa kita dekat dengan mereka yang bertobat atau sedang dalam proses melakukannya, bahkan mereka yang masih dalam krisis ataupun yang masih jauh. Dengan melakukan itu, kita dapat mengatasi ketakutan dan keputusasaan kita sendiri dengan lebih baik karena mengingat kesalahan kita sendiri, tambahnya. Seperti Bapa, kita harus menawarkan sambutan hangat dan dorongan kepada semua orang, karena jarak dan kecaman tidak akan membantu. Kita juga harus menjangkau mereka yang jauh, dan berada di sana, untuk mendorong mereka dan merayakan bersama mereka ketika mereka mengubah cara mereka untuk menjadi lebih baik.

“Betapa baiknya hati yang terbuka, mendengar dengan tulus, senyuman yang murni dapat dilakukan; untuk merayakannya, bukan untuk membuat mereka merasa tidak nyaman!”

Selaraskan hati dengan Tuhan

----------------------------

Paus kemudian menambahkan bahwa "kita perlu bersukacita." Jika hati kita benar-benar "selaras dengan Tuhan", ketika kita melihat pertobatan seseorang - tidak peduli seberapa serius kesalahannya - kita bersukacita, kita tidak bisa terus menuding-nuding kesalahan yang mereka lakukan, tetapi kita bersukacita bersama untuk jalan kebaikan yang telah dipilih. Jadi marilah kita semua belajar bagaimana bersukacita untuk dan bersama-sama dengan orang lain.

“Semoga Perawan Maria mengajari kita bagaimana menerima belas kasih Tuhan sehingga belas kasih itu bisa menjadi terang yang dengannya kita melihat sesama kita.”

 

Sumber 

Karya Kepausan Indonesia

 

 

Institut Teologi milik Keuskupan Surabaya yang berpegang pada Ajaran Gereja Katolik untuk memberikan pendidikan Teologi kepada para calon imam, awam dan religius. Sebagai Institut Teologi, Imavi bergerak pada pengembangan Pastoral, Katekese dan Liturgi