Indentitas Awam dalam Gereja Katolik

Indentitas Awam dalam Gereja Katolik

  1. Pengantar

Dewasa ini, pertumbuhan umat katolik bisa dikatakan berkembang. Seiring perkembangan umat, Gereja juga sadar bahwa Gereja akan menjumpai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan yang dibutuhkan oleh umat membutuhkan sebuah penanganan oleh pihak Gereja. Namun disisi lain dari pihak Gereja juga kekurangan tenaga-tenaga pastoral. Maka dari itu Gereja ingin mengajak semua umat beriman kristiani untuk sadar akan panggilan dan perutusannya sebagai awam agar kebutuhan umat dapat tertangani dengan baik dan benar.  

2. Pengertian

Berangkat dari kemendesakan di atas, perlu dijelaskan secara lebih mendalam dan komprehensif tentang pengertian seorang awam atau identitas seorang awam termasuk dengan peran dan tugasnya. Dalam Dokumen Konsili Vatikan II, definisi awam adalah semua orang beriman Kristiani yang tidak termasuk golongan yang menerima tahbisan suci dan status kebiarawanan yang diakui dalam Gereja (lih. LG 31). Dalam praktek kehidupan Kristiani yang berdasarkan pada dokumen Gereja ada dua macam kategori awam. Yang pertama, disebut awam dalam pengertian teologis adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan. Dalam pengertian ini meliputi warga Gereja dan para biarawan dan biarawati yang tidak menerima tahbisan. Yang kedua, disebut awam dalam pengertian tipologis adalah warga Gereja yang tidak ditahbiskan dan juga bukan biarawan dan biarawati. Pada lingkup kursus teologi Katolik atau Centrum Ivan Merz Keuskupan Surabaya, akan lebih menekankan peran atau tugas sebagai awam dalam pengertian tipologis.  

3. Peran atau Tugas

Seorang awam katolik ketika sudah dibaptis memiliki tugas yang harus diemban. Tugas tersebut tidak lain adalah Tri Tugas Kristus yakni sebagai nabi, imam dan raja. Kesadaran akan keterlibatan awam dalam melaksanakan Tri Tugas Kristus hendaknya senantiasa ditumbuhkembangkan sehingga sebagai umat awam bangga akan identitasnya yang diperoleh dari rahmat pembaptisan. Ketiga tugas ini melekat pada setiap orang yang percaya pada Kristus dan merupakan tuntutan sebagai seseorang yang mengikuti Kristus. Sebagai umat Allah, para awam hendaknya menjalankan tugas sebagai nabi dengan terus berpegang pada kebenaran dan hidup menurut kebenaran yang telah ditetapkan oleh Kristus melalui Gereja-Nya. Umat Katolik juga diajak untuk turut aktif dalam setiap karya pewartaan, baik melalui katekese, kesaksian hidup, dll. Sebagai imam, umat Allah diajak untuk terus berpartisipasi dalam kehidupan sakramen dan liturgi, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Dan umat Allah juga dapat turut serta dalam tugasnya sebagai imam dengan hidup kudus yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama atas dasar kasih terhadap Allah. Sebagai raja, umat Allah diajak dalam tugas pelayanan (diakonia), pelayanan pastoral, persaudaraan (koinonia) dll. Peran dan tugas yang diemban para awam dalam menjalankan Tri Tugas Kristus akan semakin konkret dalam lingkup berikut.

3.1 Internal

Yang dimaksud dengan lingkup internal adalah lingkup Gereja (kumpulan jemaat beriman). Hendaknya umat menjadi sungguh-sungguh warga Gereja, artinya ambil bagian dalam peran dan tugas yang Gereja berikan. umat awam hendaknya mengkonsolidasi diri untuk benar-benar menjadi Umat Allah. Ini adalah tugas membangun  gereja. Tugas ini dapat disebut kerasulan internal. Tugas ini pada dasarnya dipercayakan kepada golongan hierarkis (kerasulan hierarkis), tetapi Awam dituntut pula untuk ambil bagian di dalamnya. Keterlibatan Awam dalam tugas membangun gereja ini bukanlah karena menjadi perpanjangan tangan dari hierarki atau ditugaskan hierarki, tetapi karena pembaptisan ia mendapat tugas itu dari Kristus. Awam hendaknya berpartisipasi dalam tri tugas gereja. 1) Dalam tugas nabiah (pewarta sabda), seorang Awam dapat mengajar agama, sebagai katekis,memimpin kegiatan pendalaman Kitab Suci atau pendalaman iman, dsb

3.2 Eksternal

Yang dimaksud dengan lingkup eksternal adalah di luar lingkup Gereja. Lingkup ini lebih kompleks menyangkut kebutuhan dan permasalahannya. Peran dan tugas awam terutama menjadi saksi dan pewarta tidaklah mudah, namun hendaknya awam tidak jatuh pada pemisahan antara urusan duniawi dengan urusan rohani karena keduanya saling berkaitan. Artinya seorang menyadari bahwa menjalankan tugas-tugas duniawi tidak hanya berdasarkan alasan kewargaan dalam masyarakat atau negara saja, tetapi juga karena dorongan  iman dan tugas kerasulan kita, asalkan dengan motivasi yang baik. Iman tidak hanya menghubungkan  kita dengan Tuhan, tetapi sekaligus juga menghubungkan dengan sesama kita di dunia ini dan masyarakat sekitar.  

4. Penutup 

Kesadaran akan rahmat pembaptisan tampaknya belum sepenuhnya menjadi kesadaran seluruh umat awam beriman dan belum menjadi bagian identitas dari seorang awam. Pola pikir yang terjadi pada kehidupan umat pada umumnya menyatakan bahwa Tri Tugas Kristus adalah tugas seorang Gembala. Pola pikir seperti ini hendaknya sama-sama kita luruskan terutama pada kehidupan zaman sekarang yang penuh dengan tantangan dan semakin banyaknya kebutuhan kompleks pada umat yang dilayani. Pada kesempatan ini pulalah Centrum Ivan Merz Keuskupan Surabaya dibentuk sebagai sarana atau wadah studi untuk umat supaya lebih mengenal identitasnya dan panggilan perutusannya sebagai awam serta mempersiapkan tenaga-tenaga pastoral handal yang dibutuhkan oleh Gereja setempat untuk pelayanan. Sesungguhnya awam menjalankan kerasulan awam dengan kegiatan mereka untuk mewartakan Injil dan demi penyucian sesama, pun untuk meresapi dan menyempurnakan tata dunia dengan semangat Injil sehingga dalam tata hidup itu kegiatan mereka merupakan kesaksian akan Kristus yang jelas dan mengabdi kepada keselamatan manusia. Karena ciri khas status hidup awam, yakni hidup di tengah masyarakat dan urusan-urusan duniawi, maka mereka dipanggil Allah, untuk menjiwai semangat Kristiani, ibarat ragi, menunaikan kerasulan mereka di dunia (AA.2). 


 

Institut Teologi milik Keuskupan Surabaya yang berpegang pada Ajaran Gereja Katolik untuk memberikan pendidikan Teologi kepada para calon imam, awam dan religius. Sebagai Institut Teologi, Imavi bergerak pada pengembangan Pastoral, Katekese dan Liturgi